Sejarah Monggo
Pembuat Cokelat Pertama di Yogyakarta
Petualangan berawal di Yogyakarta pada tahun 2001, seorang pria berumur 35 tahun asal Belgia datang ke Indonesia tanpa sebuah perencanaan. Kecewa dengan kurangnya kualitas cokelat yang tersedia di toko - toko di Indonesia sebagai negara ketiga terbesar penghasil kakao, pria Belgia tersebut memutuskan untuk membuat beberapa produk cokelat cita rasa Belgia sendiri dengan sumber daya yang terbatas.Cokelat “truffle” yang dihasilkan pertama kali diberikan kepada teman - teman Indonesianya dan secara langsung membuat teman - teman Indonesia tersebut merasakan nikmatnya coklat tersebut. “Anda harus membuatnya lagi!” kata mereka.
Kemudian pria itu membuat cokelat lebih banyak lagi dengan mengendarai Vespa tua berwarna pink, yang disulap menjadi sebuah tempat berjualan. Setiap Minggu pagi pria ini berjualan di daerah UGM dan di daerah luar Gereja Kota Baru. Tujuannya hanya untuk kesenangan serta mencari minat dan reaksi dari masyarakat, bukan semata – mata untuk mencari keuntungan. Hal tersebut sangat menarik dan menjadikan pria itu sebagai Pembuat cokelat pertama di Yogyakarta.
Untuk mewujudkan impiannya, maka pria tersebut menggabungkan sumber daya yang terbatas dengan modal yang ada. Ide pertama muncul untuk membuat sebuah toko, namun hal itu gagal dan tidak di lanjutkan.
Namun demikian, pria tersebut tetap melanjutkan rencananya, dengan pembukaan sebuah perusahaan Anugerah Mulia, pada tahun 2005.
Perusahaan tersebut memiliki tim kecil yang penuh kreasi dan akhirnya meluncurkan produknya yang pertama dengan nama Cacaomania yang berupa cokelat praline yang ditujukan bagi kawula muda. Nama tersebut akhirnya ditinggalkan karena nama tersebut terlalu umum dan mereka membutuhkan nama yang khusus untuk dapat diluncurkan di pasaran.
Lahirnya Cokelat Monggo
Sejarah dari pemilihan kata “Monggo” berawal dari suatu sore yang panas di Yogyakarta. Tim Anugerah Mulia berkumpul untuk mencari inspirasi, yaitu Edo sebagai direktur, Burhan sebagi staf kreatif, dan Thierry sebagai pembuat cokelat.Mereka berusaha menemukan nama untuk cokelat tersebut yang memiliki tipikal khas Yogyakarta. Nama tersebut harus mudah di dengar, mudah diingat dan unik. Suatu kata dalam bahasa Jawa... Beberapa istilah muncul dalam diskusinya dan tiba tiba salah seorang dari mereka mengucapkan “Monggo”…Yes! Yes! Eureka!
Monggo adalah sebuah kata dalam bahasa Jawa yang berarti “silahkan” yang selalu digunakan oleh orang – orang Yogya sambil mengacungkan ibu jari, ataupun ketika kita lewat di depan orang, serta pada saat kita mengundang orang masuk ke rumah atau meninggalkan rumah seseorang.
Namun demikian banyak orang menggunakan kata “Monggo” dan juga orang yang bukan berasal dari Yogya. Nama tersebut sangat menggambarkan budaya Jawa, kota Yogyakarta, serta nama yang tepat untuk cokelat kami.
Monggo Hari Ini
Sejak kami memulainya tahun 2005, Cokelat Monggo sekarang telah berkembang dengan hampir 100 staf yang bekerja di kantor kami di Yogyakarta dan Jakarta dan di pabrik kami. Produksi utama dilakukan di pabrik kami di Kotagede,Yogyakarta, di mana ditangan kami kelezatan diciptakan.
Kami kemudian mendistribusikan ke kota-kota di seluruh Jawa dan Bali dan berencana untuk memperluas ke pulau-pulau lain di seluruh Indonesia dalam waktu tidak terlalu lama. Kami terus bekerja untuk mengembangkan produk – produk kami dengan menghargai yang ditawarkan Indonesia untuk kami. Pada akhirnya kami berharap dapat memperkenalkan cokelat khas Indonesia kami di luar negeri.
0 komentar:
Posting Komentar